Manusia, Harimau, dan Alam yang Terluka

Manusia, Harimau, dan Alam yang Terluka

Adegan dari pertunjukan Perangkap Daging

Adegan dari pertunjukan "Perangkap Daging" di Taman Budaya Aceh (19/07/2025)

Sebuah pertunjukan monolog yang menyentuh hati dan pikiran, "Perangkap Daging" karya Azhari Aiyub dengan sutradara Fauzan Santa, sukses dipentaskan di Taman Budaya Aceh pada 19 Juli 2025. Monolog ini menghadirkan kisah mendalam tentang konflik antara manusia dan alam, melalui sudut pandang yang unik dan menggelitik.

Kisah Rosi: Anjing yang Menjadi Umpan

Mengangkat kisah Rosi, seekor anjing tua yang dijadikan umpan oleh manusia untuk memancing harimau keluar dari persembunyian, pertunjukan ini berhasil mengeksplorasi kompleksitas hubungan antara manusia dengan Harimau Sumatera. Melalui monolog yang intens, penonton diajak merenungkan bagaimana manusia seringkali menjadi penyebab utama ketidakseimbangan ekosistem.

Proses latihan Perangkap Daging

Proses Kreatif yang Mendalam

Penciptaan naskah ini tidak lepas dari proses riset mendalam yang dilakukan oleh Azhari Aiyub. Tim kreatif melakukan kunjungan langsung ke Taman Nasional Gunung Leuser, berinteraksi dengan masyarakat sekitar, dan mewawancarai para pawang untuk memahami secara utuh bagaimana konflik antara manusia dan satwa liar ini berlangsung.

"Kami ingin memberikan pengalaman yang autentik kepada penonton, tidak hanya sekedar pertunjukan, tapi juga refleksi nyata tentang apa yang terjadi di alam kita," ujar Azhari Aiyub dalam wawancara eksklusif.

Harimau: Korban yang Dijadikan Musuh

Melalui monolog ini, Azhari Aiyub menyoroti ironi bahwa harimau yang seharusnya menjadi bagian penting dari ekosistem, kini dianggap sebagai ancaman dan musuh yang perlu dimusnahkan. Padahal, sesungguhnya merekalah yang menjadi korban dari keserakahan dan perusakan habitat yang dilakukan manusia.

"Harimau itu bukanlah monster yang harus diburu, melainkan cermin yang memantulkan kerusakan yang kita timbulkan pada alam,"

Azhari Aiyub, Penulis Naskah

Tiga Peran dalam Satu Tubuh

Keunikan pertunjukan ini terletak pada penampilan Ismatul Rahmi sebagai aktor tunggal yang berhasil menyatukan tiga peran penting dalam satu tubuh:

  • Sebagai Anjing - Menjadi korban yang terjebak dalam konflik
  • Sebagai Korban - Mewakili semua makhluk yang menjadi korban keserakahan
  • Sebagai Simbol Manusia - Menjadi cermin yang mempertanyakan peran manusia dalam kerusakan alam

Pesan yang Terngiang

"Perangkap Daging" bukan sekadar pertunjukan teater biasa. Ini adalah suara yang tajam dan reflektif tentang relasi manusia dengan alam dan makhluk liar yang semakin terpinggirkan. Melalui pertunjukan ini, penonton diajak untuk merenungkan kembali posisi kita sebagai manusia dalam ekosistem yang semakin rapuh.

Informasi Tambahan

Judul: Perangkap Daging

Penulis Naskah: Azhari Aiyub

Sutradara: Fauzan Santa

Pemain: Ismatul Rahmi

Tanggal Pementasan: 19 Juli 2025

Kembali ke Daftar Artikel